Kamis, 02 Februari 2012

Flower To Angel Part IV

PART IV
Hari masih siang.Kibum mengajak Hyuri ke padang ilalang.Padang itu cukup luas.Hyuri merasakan angin lembut yang meniup rambutnya. “Kenapa kau mengajak ku kemari?” Tanya Hyuri. “Sebenarnya ada yang ingin aku katakana padamu.Tapi…” “Tapi apa?” “Lupakan.Lebih baik kita bermain – main disini” Ajak Kibum.Kibum dan Hyuri bermain kejar – kejaran dan bermain petak umpat.Mereka berdua tampak riang dan akhirnya tergeletak berlawanan arah di padang itu sambil menatap langit. “Hari ini melelahkan, tapi sangat menyenangkan” Kata Kibum sambil tersenyum. “Benar! Aku ingin ini lebih lama” “Kita bisa setiap saat kemari” Hyuri menatap Kibum. “Tidak” Jawab Hyuri putus asa. “Kenapa?” Tanya Kibum yang lalu menatap Hyuri. “Entahlah.Sudahlah, lupakan” Kata Hyuri yang kembali menatap langit biru. “Ayo kita berhayal!” Ajak Hyuri. “Berhayal apa?” Tanya Kibum. “Apa pun!” “Baiklah!” Kata Kibum. “Hei lihat awan itu! Mirip seperti bebek!” Tunjuk Hyuri ke langit. “Tidak.Bagiku awan itu lebih mirip seperti anak ayam” “Hmmm, lihat awan yang itu! Mirip seperti benua Australia!” “Aku rasa tidak.Awan itu lebih mirip bunga” “Ya” Jawab Hyuri pasrah. “Hei lihat!!! Awan itu seperti ayam yang sedang bertelur!” Teriak Kibum sambil menunjuk langit. “Tidak! Bagiku itu lebih mirip pulau Bali!” Protes Hyuri. “Benar juga.Hmmm, aku ingin ke Bali” “Aku juga” Jawab Hyuri.Kibum terbangun. “Aku lelah.Ayo kita pulang” Ajak Kibum.Hyuri segera berdiri.Kibum dan Hyuri menelusuri padang ilalang itu. “Hyuri” Kata Kibum.Hyuri menatap Kibum. “Aku ingin sesuatu” Kata Kibum. “Apa?” “Hmmm, entahlah.Aku juga bingung.Sudahlah, lupakan” Kata Kibum.
Sesosok gadis yang tergeletak lemah di ranjang rumah sakit.Wajahnya masih tak begitu jelas karena tabung oksigen yang di tempelkan di mulutnya.Gadis itu sangat pucat.
Malam pun tiba.Hyuri menghidangkan makanan di meja makan.Kibum dan Hyuri pun menyantap makanan itu. “Hmmm, tumben sekali masakanmu enak” Puji Kibum. “Apa biasanya tidak enak?” “Bukan, bukan begitu.Tapi ini lebih enak dua kali lipat dari biasanya” Kata Kibum.Hyuri hanya tersenyum.Selesai makan malam mereka berdua menuju balkon. “Lihat bintang itu!” Tunjuk Kibum. “Begitu bersinar bukan?” Tanya Kibum. “Benar” Jawab Hyuri.Angin malam membuat tubuh Hyuri semakin dingin.Hyuri melihat jam tangan lagi.Jarumnya sudah berada di area oranye.Tapi Hyuri masih tak peduli. “Hyuri, apa maksudnya jam tangan aneh itu?” Tanya Kibum penasaran. “Nanti kau juga akan mengerti” Jawab Hyuri. “Apa maksudmu?” “Lupakan saja” Jawab Hyuri.Kibum semakin penasaran.Namun ia hanya terdiam. “Kibum, apa kau mempunyai batu safir biru?” Tanya Hyuri. “Tidak.Kenapa?” “Tidak, aku hanya bertanya”Jawab Hyuri.Kibum kembali terdiam.Malam ini Hyuri tidur lebih awal.Kibum pun juga tidur lebih awal.
Tengah malam, Dada Hyuri terasa sakit.Namun ia masih menahannya.Ia melihat jam yang melingkar di tangannya.Jarum jam sudah mendekati jarum merah.Hyuri segera melepas jam itu.Ia segera pergi dari apartement.Hyuri tiba di rumah sakit.Ia menatap dirinya yang telah berbaring.Ini saatnya ia berbaring, dan mungkin juga saatnya untuk menuju surge.Ia sudah tak menemukan orang yang tulus untuk hidupnya.Semua sangat tulus padanya, tapi Hyuri tak punya siapa – siapa lagi.Orang tuanya sudah lebih dulu di surga.Mungkinkah malam ini juga malaikat menjemputnya?
Jam 03.00 dini hari, Kibum terbangun dan baru menyadari bahwa Hyuri sudah tak ada di apartementnya.Ia masih mengantuk.Namun ia melihat jam tangan Hyuri yang tergeletak di sofa.Tak hanya itu, ada serangkaian bunga yang tergeletak.Kibum memandangi jam tangan Hyuri yang tergeletak.Jarumnya semakin mendekati garis merah.Kibum memang tak mengerti, namun akal sehatnya masih berjalan.Ia teringat kata – kata Hyuri malam itu. “Hyuri, apa maksudnya jam tangan aneh itu?” Tanya Kibum penasaran. “Nanti kau juga akan mengerti” Jawab Hyuri. “Apa maksudmu?” “Lupakan saja” Jawab Hyuri.Kibum semakin penasaran. Kibum segera meraih jam tangan itu dan segera menuju rumah sakit.Namun ia teringat lagi perkataan Hyuri.“Kibum, apa kau mempunyai batu safir biru?” Tanya Hyuri. “Tidak.Kenapa?” “Tidak, aku hanya bertanya”Jawab Hyuri. Sepertinya teka – teki ini akan terungkap.Kibum melajukan mobilnya dengan kencang.Namun angannya memngingatkan sesuatu. “Kakek, aku menemukan ini saat memotong rumput” Kata Kibum. “Itu batu safir.Batu itu sudah lama ada diantara rerumputan.Tapi aku biarkan.Terkadang batu itu bersinar, terkadang sinarnya kembali redup” Jelas Kakek Jang. “Ooh, apa Kakek tak mengambilnya.Jika batu ini di jual, uangnya lumayan untuk membuka usaha Kakek” Kata Kibum. “Tidak.Aku yakin, pasti suatu saat ada yang membutuhkannya” Kata Kakek Jang. Ia memutar arah mobilnya ke rumah Kakek Jang.Ia mengetuk pintu Kakek Jang dengan terburu – buru. “Ada apa?” Tanya Kakek Jang. “Selamat pagi, maaf Kakek, aku mengganggu tidurmu.Kakek, aku boleh meminjam batu safir itu? Aku sangat membutuhkannya.Sepertinya Hyuri dalam keadaan yang sangat salah.Aku ingin menyelamatkannya” Pinta Kibum.Kakek Jang segera mengambil batu safir itu dan memberikannya kepada Kibum.Kibum segera melajukan mobilnya menuju rumah sakit.Ia sudah cemas.Ia tak peduli dengan pakaian pajama yang melekat dan sandal berkepala boneka anjing yang masih dipakainya.Kibum melihat jam itu, semakin dekat dan dekat dengan garis merah.
Akhirnya Kibum sampai di rumah sakit.Ia melihat ruangan yang ditempati Hyuri.Dokter bersama rekan – rekannya mengelilingi Hyuri yang masih dalam keadaan tidak sadar.Suasana begitu menegangkan.Tampak beberapa sahabat dekat Hyuri yang panik dan berdoa.Waktu semakin berlalu.Kibum terpaksa masuk ke dalam ruangan.Karena ia menyadari, bahwa jarum jam sudah berada di garis merah meski tak sepenuhnya.Dokter sudah mencegah, namun Kibum berhasil masuk.Kibum segera meletakan batu safir biru itu di genggaman tangan kanan Hyuri.Lalu ia menempelkan batu yang di pegang Hyuri ke dada tepatnya ke hati Kibum.Kibum memejamkan mata dan berdoa.Batu itu belum bereaksi apa pun.Dalam pikiran Hyuri, Hyuri terbayang semua masa lalunya sebelum koma.
Orang tua Hyuri sudah tak ada karena kecelakaan.Hyuri tak bisa melanjutkan kuliahnya karena harus melanjutkan perusaahaan Ayahnya.Itu adalah amanah dari sang Ayah. “Lim Hyu Ri, jalankanlah perusahaan itu dengan baik.Jangan sampai kau sia – siakan.Dan ingat, carilah orang yang bisa menyayangimu dengan tulus.Jadilah anak yang baik” Itu adalah amanah Ayah Hyuri yang terakhir.Semua berlalu cepat.Lim Hyu Ri, Lim Hyu Ri dan Lim Hyu Ri.Namanya semakin terkenal di setiap telinga bagi para president direktur.Lim Hyu Ri adalah president direktur termuda yang menjalankan perusahaan Ayahnya dengan sangat baik.Waktu kembali berjalan.Hyuri terus di kejar wartawan.Entah wartawan apa yang mengejarnya hingga seperti ingin membunuh Hyuri.Hyuri melajukan mobilnya sangat kencang.Angannya melihat ada seorang gadis cantik berambut ikal membawa rangkaian bunga menyebrang jalan.Gadis itu hanya melihat Hyuri.Hyuri sudah membunyikan klakson mobilnya berkali – kali.Tapi gadis itu hanya terdiam sambil menatap mobil Hyuri dengan tatapan senang.Nasib tak bisa dihindari, Hyuri tak sempat menginjak rem dan terpaksa harus membanting setir hingga hampir masuk ke jurang.Dengan cepat Hyuri membuka Sit beltnya dan segera membuka pintu mobil.Hyuri loncat dari mobil.Ia terlempar cukup jauh.Mobilnya sudah masuk jurang.Hyuri tergeletak lemah di tengah jalan, ia masih bisa melihat bahwa gadis itu menebar senyuman padanya dan meletakkan rangkaian bunganya di depan pandangan Hyuri.Hyuri tak bisa berbuat apa – apa.Seketika ia tak teringat apa – apa lagi.Hingga di kemudian hari, ia melihat sesosok Kibum.Kibum yang sangat baik meski awalnya cuek.Ia selalu mengikuti Kibum, hingga akhirnya Kibum mau berteman dengan Hyuri.Sosok Kibum terus ada di pikiran Hyuri.Wajah Kibum sudah tak bisa hilang dari pikiran Hyuri.
Tiba – tiba batu safir itu bersinar.Para dokter dan rekannya melangkah mundur.Mereka tak tau ini bertanda apa.Detak jantung Hyuri kembali berjalan.Hyuri seakan ingin membuka matanya.
Dua tahun kemudian…
Kibum kembali bersama orang tuanya.Bahkan kedua orang tuanya kembali bersatu.Kibum hidup bahagia.Kibum semakin mengerti.Ia meninggalkan dunia aktingnya.Ia melanjutkan perusahaan Ayahnya.Kibum sudah menjadi direktur perusahaan Ayahnya.Biar pun untuk menjadi president direktur ia harus lebih bersabar menunggu waktu.Waktu semakin terus berjalan.Kenangan masa lalu terlupakan.Kini Kibum adalah Kim Kibum.Donghae menjadi penyanyi terkenal.Sedangkan Changmin  menjadi sutradara hebat.
Hyuri adalah Hyuri.Ia sudah kembali nyata.Ia mengunjungi Kakek Jang.Ia bercerita banyak pada Kakek Jang. “Kau sungguh beruntung.Itu tandanya dia adalah orang yang memang tulus mencintaimu.Mungkin dia memang di utus untuk menjadi pendampingmu kelak.Dan mungkin dia yang di maksud Ayahmu” Kata Kakek Jang.Hyuri hanya tersenyum mendengar perkataan Kakek Jang.Sebuah mobil mewah parkir di depan rumah Kakek Jang.Sesosok lelaki tampan dengan menggunakan jas keluar dari mobilnya.Tak salah lagi.Hyuri dan Kakek Jang sangat mengenali wajah itu.Itu Kibum.Kim Kibum.Hyuri menatap Kibum.Kibum tersenyum.Hyuri segera memeluk Kibum. “Terimakasih untuk semuanya” Kata Hyuri sambil tersenyum dan meneteskan air mata.Kibum tersenyum dan memulai memeluk Hyuri. “Aku juga berterimakasih banyak padamu” Kata Kibum.Hyuri tak bisa menahan harunya. “Hyuri, aku minta, kau jangan menghilang lagi.Aku ingin kau selalu di sampingku.Aku sekarang sudah tak keberatan jika kau mengikutiku atau muncul tiba – tiba.Dan aku berjanji, tak akan membentakmu lagi” Kata Kibum. “Kau menyindirku ya?” Protes Hyuri sambil mendorong sedikit tubuh Kibum. “Tidak, aku bersungguh – sungguh” Jawab Kibum.Kakek Jang tertawa. “Sudahlah, ayo bersatu.Lebih bagus jika kalian akur” Kata Kakek Jang.Hyuri dan Kibum tersenyum.Kibum segera merangkul Hyuri. “Ini untukmu nona cantik” Kata Kakek Jang memberikan serangkai bunga untuk Hyuri.Hyuri menerima dengan senyuman.Bunga itu masih segar. “Baiklah, aku sudah membuat roti panggang.Siapa mau?!” Tanya Kakek Jang. “Aku mau!!!!” Jawab Kibum dan Hyuri serempak.Mereka bagaikan anak kecil yang berebut makanan yang disediakan oleh Kakek tercinta.

The End

Flower To Angel Part III

PART III
Hyuri siap merangkai bunga.Ia sangat bersemangat.Ternyata pesanan hari ini sangat banyak, sehingga Hyuri harus merangkai bunga yang banyak.Banyak client yang ingin bertemu langsung dengan Hyuri, tapi Hyuri menolak. “Tidak, Kek.Aku tidak bisa.Kakek, maafkan aku” “Tidak apa – apa.Jika kau tak mau ya tidak usah.Aku tak memaksa” Kata Kakek Jang penuh senyuman.Rangkaian bunga itu selesai sampai waktu istirahat. “Aku lelah sekali” Keluh Hyuri. “Kau lelah?” Tanya Kakek Jang. “Iya, tumben sekali aku lelah sekali.Tapi, pekerjaan ini sangat menyenangkan!” Kata Hyuri mencoba membuat Kakek Jang tetap senang.Suara klaksos mobil terdengar dari luar.Ternyata Kibum.Ia segera masuk ke dalam menghampiri Hyuri dan Kakek Jang. “Halo, Kakek” Sapa Kibum. “Halo, Nak.Tumben sekali siang ini datang kemari? Apa kau tak ada syuting?” Tanya Kakek Jang. “Tidak, aku sedang libur sekarang.Jadi aku kesini.Kek, apa sekarang waktu istirahat?” Tanya Kibum. “Iya, ada apa?” “Bolehkah aku mengajak Hyuri keluar sebentar? Sebentar saja” Kata Kibum. “Tidak! Pekerjaanku belum selesai.Lebih baik perginya nanti saja ya!” Tolak Hyuri. “Tidak apa – apa.Jika ingin pergi, pergilah dulu” Kata Kakek Jang. “Uuhh, tidak! Aku tidak mau! Jika pekerjaan ini sudah selesai, baru aku mau pergi dengannya” “Hyuri, kau kemarin sudah berjanji padaku!” “Hyuri, kau kan sudah berjanji padanya.Tidak baik jika tak di tepati” Bela Kakek Jang yang berpihak pada Kibum. “Tidak! Aku tak bilang berjanji padamu! Kakek, dia berbohong! Aku tak berjanji padanya.Aku bersumpah.Lagi pula, apa kau mengizinkanku pergi jika pekerjaanku belum selesai?” Tanya Hyuri. “Tidak apa – apa.Kau kan bisa melanjutkannya nanti atau besok” Jawab Kakek Jang.Kibum hanya menjulurkan lidahnya ke arah Hyuri. “Aha! Aku punya ide bagus!” Kata Hyuri. “Tugasku merangkai bunga sudah selesai.Lalu, tugas merapikan taman dan memotong rumput di taman baru dikerjakan setengah.Kibum, kau libur kan? Lebih baik kau membantu Kakek Jang.Dan aku akan membantu membersihkan rumah Kakek Jang saja.Bagaimana? Kakek Jang pasti sangat senang!” Usul Hyuri. “Ooh Tuhan.Harusnya aku tak usah datang kemari.Lebih baik aku istirahat dirumah” Kata Kibum dalam hati. “Kibum! Tak usah banyak mengeluh! Ayo cepat bekerja!” Kata Hyuri.Kali ini Hyuri seperti majikan Kibum.Kibum segera membantu Kakek Jang.Sedangkan Hyuri merapikan rumah.Di rumah itu banyak sekali barang – barang antic yang mungkin harganya selangit bila di jual.Disana juga tampak bingkai foto yang terpajang sangat rapi.Terlihat seorang anak perempuan yang lima tahun yang lalu sebaya dengannya.Mungkin dia adalah Jang Ji Min.Gadis itu tersenyum penuh pesona dan bahagia di kelilingi bunga – bunga yang bermekaran.Wajahnya sangat cantik dan manis.Kulitnya putih bersinar.Rambutnya yang ikal membuatnya semakin cantik.Hyuri hanya tersenyum melihat Ji Min.Mungkinkah beberapa hari ke depan ia bertemu dengan Jang Ji Min?
Sementara itu, Kibum sangat bersemangat untuk membantu Kakek Jang.Saat memotong rumput, Kibum melihat sebuah batu berkilau diantara rumput – rumput itu.Kibum semakin penasaran.Ia mendekati batu itu.Batu itu adalah batu safir biru.Warnanya sangat indah.Ia lalu mengambilnya dan segera memberikannya kepada Kakek Jang. “Kakek, aku menemukan ini saat memotong rumput” Kata Kibum. “Itu batu safir.Batu itu sudah lama ada diantara rerumputan.Tapi aku biarkan.Terkadang batu itu bersinar, terkadang sinarnya kembali redup” Jelas Kakek Jang. “Ooh, apa Kakek tak mengambilnya.Jika batu ini di jual, uangnya lumayan untuk membuka usaha Kakek” Kata Kibum. “Tidak.Aku yakin, pasti suatu saat ada yang membutuhkannya” Kata Kakek Jang. “Siapa? Bila itu dicuri bagaimana?” “Tidak mungkin.Aku yakin suatu saat pasti akan ada yang mencari batu ini.Dan dengan ikhlas, aku akan memberikannya dan menyuruhnya untuk menjaganya dengan baik.Dengan syarat, batu itu tak boleh dijual” Jelas Kakek Jang. “Oohh, ya sudah.Lebih baik Kakek simpan saja.Siapa tau memang ada yang membutuhkan” Kata Kibum.
Hari semakin sore.Semua pekerjaan sudah selesai.Wajah Kibum tampaknya sangat kelelahan.Kibum dan Hyuri segera pulang.Tapi sebelum menuju apartement, Kibum mengajak Hyuri ke mall untuk membeli beberapa pasang baju. “Terserah kau mau pilih baju yang mana” Kata Kibum. “Tidak! Aku ingin kau yang memilihkannya” Kata Hyuri. “Apa kau tak bisa memilih?” Tanya Kibum.Hyuri terdiam.Ia kangen dengan suasana mall ini.Tapi ia tak bisa berbuat apa – apa lagi. “Kibum, mengertilah.Tolong bantu aku.Kau yang memilihkan atau aku tak mau beli baju sama sekali?” Tanya Hyuri. “Baiklah” Jawab Kibum mengalah.Lima pasang baju sudah di bawa pulang.Hyuri tersenyum puas.
Ternyata malam ini cuaca tak mendukung.Malam ini hujan deras.Hyuri hanya memandangi butir – butir air yang jatuh dari langit itu lewat jendela. “Ini” Kata Kibum yang memberi Hyuri segelas Coklat hangat.Hyuri menerimanya.Kibum ikut duduk di sebelah Hyuri sambil memandangi hujan.Suasana hening seketika. “Kibum” Kata Hyuri yang memecah suasana hening itu. “Aku ingin melihatmu dan menemanimu di lokasi syuting.Aku ingin melihatmu beracting” Kata Hyuri. “Kenapa?” “Aku penasaran.Mungkin saja, suatu saat nanti aku menjadi aktris” Kibum hanya tersenyum. “Orang sepertimu mana pantas jadi artis?” “Jangan mengejek! Aku jago acting!” Kibum tertawa. “Sudahlah, bagaimana dengan merangkai bunga?” “Tadi aku sudah bilang pada Kakek Jang, besok aku izin, karena aku ingin mengikutimu” “Apa? Aku kan sudah bilang, jangan mengikutiku!” “Iya, tapi kau tak bilang jangan mengikutimu tanpa se izinmu kan?” Kibum kembali terdiam. “Ayolah, aku tak akan mengganggumu” Pinta Hyuri. “Baiklah.Awas saja jika kau berani menggangguku!” Ancam Kibum. “Tenang saja” Kata Hyuri.
Kibum berangkat ke lokasi syuting bersama Hyuri.Lokasi sangat ramai.Hyuri sungguh pusing melihat suasana seperti ini.Namun pusingnya lenyap, karena tujuannya kemari untuk melihat seorang Kibum bermain acting. “Kau duduk saja disini.Jangan coba – coba mendekati crew atau tempatku saat acting.Dan ingat, kau jangan kemana – kemana.Tunggulah disini sampai aku kembali” Pesan Kibum.Hyuri hanya tersenyum.Acting pun dimulai.Hyuri melihat sesosok Kibum yang bermain acting dengan sangat terbiasa dan sangat bagus.Hyuri sangat kagum dengan Kibum. “Aku tidak bisa!” Kata seorang aktris. “Percayalah, aku berjanji, jika kau tetap disini, aku akan menjagamu sepenuh hati” Kata Kibum. “Tidak! Aku harus pergi” “Tapi aku…” Dialog Kibum terputus.Pandangannya menuju ke arah kursi yang di duduki Hyuri.Namun ternyata Hyuri tak ada.Kibum segera menghampiri. “Cut! Kibum! Apa yang kau pikirkan?!” Teriak sang sutradara.Kibum kembali fokus pada perannya.Ia melihat kursi itu lagi.Tampak Hyuri sedang melambaikan tangan sambil tersenyum.Kibum menghembuskan nafas lega.Akhirnya waktu break pun tiba.Kibum sangat lelah. “Kemampuan aktingmu cukup bagus.Tidak! Bahkan mendekati sempurna.Tapi, sepertinya kedatanganku disini membuatmu tidak fokus?” Kata Hyuri. “Memang.Kau benar sekali.Aku tak fokus.Tadi mengapa kau menghilang begitu saja?” “Aku dari tadi disini.Hmmm, atau mungkin aku tadi ke kamar mandi” Jawab Hyuri. “Aku cukup panik! Jika kau menghilang…” “Kenapa?” “Tidak.Tidak jadi” “Aaahh, kau akan merindukanku kan?” Goda Hyuri. “Jangan sembarangan bicara kau!” Protes Kibum.Hyuri hanya tersenyum.Dua sahabat Kibum ke lokasi.Mereka sangat tampan.Donghae dan juga Changmin. “Kibum!” Panggil Changmin dan Donghae. “Sudah lama kau libur sekolah” Kata Changmin. “Aku syuting.Tenang, ini hari terakhirku syuting drama ini.Besok aku akan ke sekolah” Jawab Kibum. “Baguslah.Aku sudah merindukanmu! Hmmm, tapi yang lebih merindukanmu mungkin Jiwon” Goda Donghae. “Jangan menggodaku lagi! Aku tak suka Jiwon!” Protes Kibum.Donghae dan Changmin hanya tertawa.Kibum melihat bangku yang di tempati Hyuri, namun Hyuri tak ada disana. “Kenapa?” Tanya Changmin. “Ooh, tidak apa – apa” Jawab Kibum.Kibum tak peduli dengan Hyuri yang menghilang.Ia sangat menghargai kedatangan Donghae dan Changmin.
Pagi kembali menjelang.Kibum kembali ke sekolah.Hari ini Hyuri sudah tak bekerja di tempat Kakek Jang.Ia membersihkan apartement Kibum yang berantakan.Di sekolah, Kibum disambut bahagia oleh teman – teman dan fansnya. “Uuuh, enak sekali menjadi dirimu! Populer!” Kata Changmin. “Sudahlah” Jawab Kibum cuek.Sementara teriakan gadis – gadis fans Kibum semakin terdengar.Kibum hanya menebar senyumannya.Namun senyumannya membuat fans Kibum semakin histeris.Senyum Kibum memang senyum pembunuh.Sekolah terjalani seperti biasa.Pulang sekolah, ternyata Jiwon sudah menunggu Kibum di depan pintu kelas. “Sepertinya ada yang menunggumu” Kata Donghae. “Ooh, kenapa harus dia” Keluh Kibum dalam hati.Kibum segera menghampiri Jiwon. “Kibum, aku dan Changmin pulang lebih dulu, ya!!!” Kata Donghae. “Sampai jumpa!!!” Kibum hanya menghela nafas. “Kibum” Kata Jiwon sambil menatap Kibum. “Aku ingin kembali padamu” Kibum hanya diam. “Aku tak bisa” Jawab Kibum cepat. “Kenapa? Apa karena kau sudah mencintai orang lain?” “Itu bukan urusanmu” Jawab Kibum.Hyuri tak sengaja mendengar percakapan Jiwon dan Kibum. “Ternyata Kibum mencintai seseorang.Dan itu bukan aku.Berarti Kibum bukan orang yang tulus” Kata Hyuri dalam hati.
Hyuri melihat jam tangannya.Jarum panjang kini sudah berada di akhir kuning.Hyuri masih tampak tenang. “Kibum, tolonglah.Kembali padaku” Pinta Jiwon. “Aku tak bisa! Kau tau, aku tak mencintaimu lagi! Aku sungguh tak mencintaimu! Aku mencintai orang lain!” “Siapa? Siapa orang yang kau cintai?” “Kau tak perlu tau! Aku sudah bilang itu bukan urusanmu! Itu tak ada hubungannya denganmu!” “Justru aku harus berhubungan dengannya! Wanita mana yang bisa meluluhkan hatimu?!” “Cukup! Jangan berbicara lagi dengan nada tinggi!” Kata Kibum yang lalu meninggalkan Jiwon.Kibum segera masuk ke dalam mobilnya.Tiba – tiba ia terkejut saat melihat Hyuri yang sudah ada disampingnya. “Kenapa kau ada disini?” Tanya Kibum heran. “Maafkan aku.Aku ingin berjalan – jalan.Hingga akhirnya aku sampai disini” Kata Hyuri.Kibum segera masuk ke dalam mobil.Ia lalu melajukan mobilnya.Ia melihat Hyuri. “Wajahmu pucat, apa kau sakit?” Tanya Kibum. “Tidak.Aku tak apa – apa” Jawab Hyuri. “Apa kau ingin ke rumah sakit?” “Tidak! Aku tidak sakit.Lebih baik kau mengajak ku jalan – jalan.Mungkin lebih bisa membuatku bahagia” Kata Hyuri. “Baiklah” Jawab Kibum.Kibum mengajak Hyuri ke kedai es krim.Setelah makan es krim, wajah Hyuri tetap saja pucat.Tapi Kibum tak bisa mengajak Hyuri ke rumah sakit.Karena Hyuri sudah menolak.

To be continued...

Flower To Angel Part II

PART II
Bau makanan yang terhidang sudah masuk ke dalam hidung Kibum.Kibum terbangun.Ia menuju meja makannya yang sudah penuh makanan. “Siapa yang memasak ini semua?” Pikir Kibum yang langsung membuka matanya lebar – lebar. “Aku.Ayo cepat sarapan.Lalu mandi dan bersiap untuk berangkat ke lokasi syuting” Kata Hyuri. “Apa? Dari mana kau tau jadwalku hari ini?” “Maaf, aku tak sengaja membuka buku agendamu tadi pagi” “Kau lancang sekali!” “Aku kan sudah minta maaf.Sudahlah! Jangan banyak protes.Ayo cepat sarapan!” Kata Hyuri.Selesai sarapan, Kibum segera mandi dan bersiap untuk berangkat. “Jika aku tinggal, kau akan tetap di apartement ku kan?” Tanya Kibum. “Iya.Aku akan menjaga apartementmu.Tenang saja” “Baiklah.Aku akan menguncimu dari luar.Supaya kau tak kemana – mana.Dan orang lain tak akan tau keberadaanmu disini” Kata Kibum. “Baiklah” Jawab Hyuri.Kibum segera berangkat. “Kibum” Panggil Hyuri. “Kau pulang jam berapa?” “Entahlah.Mungkin malam.Jika kau mau tidur, tidur saja duluan” Jawab Kibum.Hyuri hanya mengangguk. “Baiklah, aku berangkat” Kata Kibum.Hyuri melangkah.Ia segera membereskan apartement Kibum yang berantakan itu.Sambil bernyanyi, ia sangat semangat membersihkan setiap sudut.Ia melihat sebuah bingkai foto di bawah bantal Kibum.Tampak sesosok Ayah yang sangat gagah dan berwibawa merangkul istri yang berwajah sangat ke ibuan dan sangat cantik.Dan di depan mereka terdapat seorang anak laki – laki yang sangat tampan.Tak salah lagi, mereka adalah orang tua Kibum dan Kibum.Hyuri terus memandangi foto itu sambil duduk di kasur. “Andai aku bisa berada diantara mereka.Pasti rasanya sangat hangat.Dan aku ingin membantu Kibum jika ia kesulitan.Tapi rasanya sudah tak mungkin lagi” Cetus Hyuri.Hyuri segera meletak kan bingkai itu di atas meja.
Siang ini Hyuri terasa kesepian. “Aku kira Kibum bukan seorang actor.Tunggu, apa Kibum itu idolaku?” Pikir Hyuri mencoba berpikir. “Uuh, sepertinya aku pernah melihatnya?” Pikirnya lagi. “Tidak.Aku tak pernah melihatnya.Tapi…… Uuuhh!!! Kenapa sepertinya aku lupa semuanya?!” Keluh Hyuri.Ia tak berkutik lagi.Ia melihat rak buku Kibum yang sangat tertata rapi.Matanya tertuju pada sebuah album foto.Ia segera mengambilnya dan membuka album foto itu.Isinya terdapat orang tua Kibum yang dari saat nikah dan foto – foto Kibum waktu kecil hingga umur 15 tahun.Wajah Kibum terlihat sangat manis ketika masih kecil.Ia juga melihat wajah – wajah yang sangat berbahagia.Setelah puas melihat foto – foto itu, ada sebuah agenda seperti buku diary Kibum.Hyuri segera membacanya.”Tidak! Aku tidak boleh membaca ini! Aku yakin, isinya sangat rahasia.Karena ini pribadi!” Kata Hyuri tegas.Hyuri meletak kan buku itu lagi.Namun ia melihat jam yang menempel di dinding.Masih pukul 14.30 siang. “Kibum tak tau hal ini.Lagi pula ia pulang malam” Kata Hyuri.Ia segera membuka.Namun ia cepat menutup kembali buku itu. “Tidak Hyuri! Kau tak boleh membacanya!” Kata Hyuri lagi.Tapi ia semakin penasaran.Dan ia menahan rasa penasarannya.Ia meletak kan kembali buku itu.Namun buku itu terjatuh dan terbuka. “Oops, aku rasa ini bukan kesalahanku jika buku itu terbuka” Cetus Hyuri.Hyuri tertarik dengan tulisan Kibum.Ia membacanya tanpa komentar apa pun.halaman demi halaman sudah dibacanya.Namun yang lebih tertarik adalah hanya beberapa halaman.
13 Maret 2007,
Aku tak menyangka semua ini.Kenapa orang tuaku harus pisah hanya karena bisnis.Tapi aku kira itu sudah biasa.Sampai sekarang Ayah mendidik ku dengan sangat baik.Aku rasa tinggal dan hidup hanya dengan seorang Ayah juga sangat menyenangkan.Baiklah, aku akan menikmati hidupku lebih lanjut.Lagi pula Ayah sanga menyayangiku.Dan rasanya, aku harus memulai hidupku dari awal lagi.Berbuat lebih baik untuk Ayah.Semangat Kibum!!! =)
20 November 2008,
Hari ini ulang tahunku.Selamat ulang tahun Kim Kibum! Hari ini tepat umurku 20 tahun.Sekali lagi, selamat ulang tahun Kibum.Tapi di umurku yang sudah berkepala dua sangat menyedihkan.Aku memang harus sendiri.Ayah mungkin tak ingat jika hari ini hari ulang tahunku.Padahal aku sangat ingin mobil sport putih yang kuinginkan dari dulu.Tapi sudahlah, lagi pula Ayah memang sudah lupa padaku.Hmmm, aku kangen dengan Ibu.Harusnya Ibu mengucapkan selamat ulang tahun padaku, tapi kenapa ia tak ada kabar hingga sekarang? Padah Ibu berjanji akan menemuiku secara diam – diam saat hari ulang tahunku.Tapi kenapa Ibu belum menemuiku sampai sekarang?
10 Juli 2009,
Mungkin hari ini aku memang harus hidup sendiri.Tidak.Aku tidak kabur.Aku hanya ingin menjauh dari pahitnya kehidupanku yang sebenarnya.Aku harus bisa mandiri.Aku tak ingin menusahkan Ayah dan Ibu.Aku harus bisa mandiri.Intinya, tujuanku di Seoul adalah untuk mandiri dan menuntut ilmu.
1 Januari 2010
Tahun baru.Selamat tahun baru semua.Sudah ku duga, tahun ini aku mendapat banyak tawaran acting dan mengisi beberapa acara talk show.Hmm, rasanya kini aku sudah cukup terkenal.Baiklah, aku rasa ini memang awal karier ku.Semanagat!!!
Tak ada tulisan lagi di buku itu.Terakhir yang Kibum tulis dua tahun yang lalu.Lebih tepatnya di saat tahun baru.Tak terasa, jarum jam sudah menunjuk tepat pukul 17.00.Malam pun semakin larut.Entahlah, kali ini Hyuri semakin bertambah jenuh.Ia hanya berkeliling di sekitar balkon sambil menatap bintang – bintang. “Rasanya aku harus bisa melakukan sesuatu.Supaya aku tak merasa bosan.Hyuri menatap jam tangannya yang sangat aneh itu.Jarum jam bukan menunjuk ke angka.Tapi menunjuk garis tipis yang banyak dan pendek.Jarum panjang masih berada di tengah area kuning.Namun Hyuri tak peduli.Hyuri kembali masuk ke dalam.Ia membaca majalah lama yang tergeletak di meja.Ia melihat sebuah pekerjaan, yaitu merangkai bunga.Sepertinya menarik.Hyuri tersenyum. “Tapi majalah ini sudah dua tahun yang lalu.Apa pekerjaan ini bisa menerimaku?” Pikir Hyuri.Namun Hyuri tak peduli.Besok pagi ia mencoba kesana.Hyuri menyiapkan makan malam untuk Kibum.Kibum tak juga datang.Hyuri menunggu di meja makan sambil menatap semua makanan itu. “Apa enaknya menjadi artis? Pati sangat lelah.Pulang malam dan menahan rasa ngantuk dan juga lapar” Keluh Hyuri.Matanya terasa berat.Ia duduk di sofa dan membaringkan tubuhnya.Matanya terasa berat.Hyuri pun tertidur.Pukul setengah satu malam Kibum baru datang.Ia melihat Hyuri yang sudah lebih dulu terhanyut dalam mimpi.Kibum meletakkan tasnya di kasur.Kibum segera mandi dan makan malam.Setelah itu ia segera tidur.Wajah Hyuri tepat seperti menatap Kibum.Mata Kibum terbuka kembali.Ia menatap wajah Hyuri.Kibum pun terbangun, ia menyelimuti Hyuri dengan selimutnya.Lalu Kibum kembali ke ranjangnya dan tidur.
Kicauan burung mungkin tak terdengar hingga lantai atas.Tapi sinar matahari yang hangat sudah tersenyum ramah menyambut pagi yang cerah. “Hei!!! Ayo bangun pemalas!!!” Teriak Hyuri menggunakan microphone di telinga Kibum.Kibum terkejut.Ia segera terbangun. “Kau?!” “Ayo cepat bangun!” Teriak Hyuri lagi. “Jangan teriak menggunakan benda itu!!!” Protes Kibum. “Kenapa? Benda ini sangat ampuh untuk membangunkanmu yang sangat malas!” Kata Hyuri yang berbicara tanpa menggunakan microphone lagi.Kibum hanya mendesis.Ia kembali tidur dan menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya. “Hei!!! Bangun!!!” Teriak Hyuri lagi.Kibum hanya meraih bantalnya dan menutup telinganya.
Pagi ini Kibum mengantarkan Hyuri ke tempat merangkai bunga.Mereka memasuki taman yang sangat indah dan hawanya sangat sejuk.Mereka menuju rumah kecil yang sangat unik dan rapi.Kibum segera mengetuk pintu.Tampak sesosok Kakek tua yang sekitar berumur 56 tahun keluar menyambut dengan senyum ramah. “Halo” Sapa Kibum. “Halo” Sapa Hyuri penuh senyum.Hyuri menjelaskan tujuannya kemari.Kakek itu menerima Hyuri dengan senang. “Sudahlah, nanti sore aku akan menjemputmu.Kau jangan pergi kemana – kemana.Tetaplah disini” Pesan Kibum. “Baiklah! Aku akan baik – baik disini” Jawab Hyuri sambil tersenyum. “Sudahlah, aku pergi dulu” Kata Kibum yang lalu menuju mobilnya.Hyuri tersenyum dan melambaikan tangan.Kini tinggal Hyuri dan Kakek Jang.Hari ini Hyuri belajar merangkai bunga.Ternyata Hyuri sangat terampil merangkai.Kakek Jang sangat senang melihat Hyuri.Selesai merangkai, Kakek Jang memberi segelas jus jeruk segar dan roti panggang untuknya dan untuk Hyuri.Mereka menyantap bersama dengan penuh kesejukan. “Kenapa kau sangat tertarik untuk datang kemari?” Tanya Kakek Jang membuka pertanyaan. “Aku suka merangkai bunga.Dan mulai sekarang, jika aku kerja disini akan kujadikan seperti hobiku.Aku sangat senang disini.Suasananya sangat indah” Jawab Hyuri.Kakek Jang hanya tersenyum.Selesai makan siang, Kakek Jang segera memotong rumput yang sudah panjang di sekitar tamannya yang luas. “Mari aku bantu” Kata Hyuri menawarkan diri. “Tidak usah, tujuanmu disini kan hanya merangkai bunga” “Uuhh, tidak.Meski hanya merangkai, tak ada salahnya jika aku membantumu kan?” “Baiklah” Kata Kakek Jang memberikan gunting rumputnya kepada Hyuri.Hyuri sangat bersemangat memotong rumput – rumput itu.Meski hasilnya tak serapi Kakek Jang, ia tetap puas karena telah membantu Kakek Jang. “Maafkan aku, Kek.Hasil pemotonganku tak serapi pemotongan Kakek” Kata Hyuri sambil tersenyum. “Tidak apa – apa.Aku sudah cukup senang dengan pekerjaanmu yang sangat rajin ini” Kata Kakek Jang sambil tersenyum.Kakek Jang dan Hyuri duduk di bawah pohon rindang yang hawanya sangat sejuk. “Namamu siapa Nona cantik?” “Jangan memanggilku seperti itu.Namaku Hyuri” Jawab Hyuri sambil tersenyum. “Hahaha, kau memang sangat cantik.Bahkan secantik hatimu” Puji Kakek Jang.Mendengar pujian Kakek Jang, Hyuri langsung terdiam. “Jika aku melihatmu, aku mengingat cucuku” Kali ini pandangan Hyuri tertuju kepada Kakek Jang. “Cucumu kemana?” “Ia sudah meninggal 5 tahun yang lalu” “Meninggal?” “Iya.Saat itu…” Kakek Jang pun mulai menceritakan tentang cucunya.
“Kakek! Mari aku bantu merangkai bunga!” Kata Ji Min, cucu Kakek Jang. “Baiklah, cucuku.Hati – hati yang merangkainya” Kata Kakek Jang. “Baik, Kek” Ji Min pun merangkai bunga itu dengan sangat hati – hati.Selesai merangkai bunga ia segera menghampiri Kakek Jang. “Aku sudah berhasil merangkainya, Kek! Bagaimana? Indah bukan?” “Iya.Itu rangkaian yang sangat indah” “Kek, jika besar nanti, aku ingin punya toko bunga yang sangat besar dan terkenal di seluruh dunia!” “Bagaimana cita – citamu untuk menjadi seorang pianis?” Ji Min hanya menghela nafas panjang.Ia mendekati Kakeknya. “Kakek, rasanya sudah tidak mungkin aku menjadi seorang pianis.Jika tak ada Ibu dan Ayah, aku tak bisa menekan tuts – tuts piano itu.Rasanya berat sekali.Tapi aku rasa lebih menyenangkan jika merangkai bunga – bunga yang indah ini bersama Kakek” Kata Ji Min menghibur diri.Kakek Jang tersenyum. “Kau memang cucuku yang paling hebat! Kau memang gadis cantik yang sangat tegar.Sama seperti Ibumu” Puji Kakek Jang.Ji Min memeluk Kakeknya dengan kasih sayang.Waktu pun kembali berlalu.Hari – hari terlampaui.Ji Min yang saat itu yang masih 14 tahun mendengar suara es krim.Ia berlari ingin membeli es krim sambil memegang rangkaian bunga.Kakek Jang sudah mencegah untuk jangan mengejar tukang es krim itu, tapi Ji Min tak mendengarkan.Ia terlalu tergiur dengan es krim.Ia berhasil mengejar dan hampir sampai di dekat tukang es krim.Nasib sudah tak dapat di tolak.Sebuah mobil yang melaju sangat kencang dari arah yang sama menabrak Ji Min yang cantik itu.Tubuhnya terlempar beberapa meter dari lokasi.Bunga yang di pegangnya terlempar ke atas dan terpisah satu dari yang lainnya.Kakek Jang menyaksikan kejadian itu.Ia melihat Ji Min yang sudah tergeletak lemah tak bernyawa di jalan.Sebuah mobil ambulan pun siap membawanya ke rumah sakit.Kakek Jang tak bisa berkata apa – apa.Bahkan air matanya sedikit pun tak bisa tertumpahkan saat itu.
Hyuri hanya menunduk dan merangkul Kakek Jang yang kelihatannya sangat – sangat terpukul dengan kejadian itu. “Sabarlah Kakek.Jika ada waktu untuk ku, aku berjanji akan terus menjaga dan mengunjungimu kesini.Tapi untuk mengisi hariku beberapa hari ini, aku berjanji akan datang kemari” Kata Hyuri menghibur Kakek Jang. “Terimakasih cucuku” Hyuri hanya tersenyum.
Hari semakin sore.Kibum sudah menjemput Hyuri. “Terimakasih, karena kau sudah mengizinkanku bekerja disini” Kata Hyuri. “Tidak apa – apa.Terimalah pemberianku ini” Kata Kakek Jang memberikan amplop yang berisi uang. “Uuh, tidak, tidak usah, Kek.Aku sudah sangat senang bekerja membantumu disini.Aku senang jika melihatmu bahagia.Lebih baik, kau simpan itu untuk masa depanmu” Kata Hyuri. “Benarkah kau tak mau menerima ini? Tapi seharian tadi kau sangat lelah membantuku” Kata Kakek Jang. “Iya, hmmm, Kek, bolehkah aku meminta satu rangkaian bunga yang tadi aku rangkai?” Tanya Hyuri. “Boleh, tunggu sebentar” Kata Kakek Jang yang mengambil rangkaian bunga itu ke dalam.Dari tadi Hyuri hanya tersenyum.Tak lama kemudian, Kakek Jang sudah keluar dan membawa satu rangkaian bunga. “Ini untuk mu” “Terimakasih, Kek!” “Baiklah, aku dan Hyuri harus pulang sekarang” Kata Kibum. “Iya, berhati – hatilah mengemudi, Nak.Jangan menyetir terlalu kencang” Pesan Kakek Jang. “Baik, Kek” “Sampai jumpa, Kek!” Kata Hyuri melambaikan tangannya.
Selama di mobil, Hyuri memandangi rangkaian bunga itu. “Kenapa dari tadi kau menatap bunga itu?” Tanya Kibum penasaran. “Bunga ini indah bukan? Ini aku yang merangkainya” “Yaaaaaa, meski aku tak percaya itu kau yang merangkai.Tapi memang bunga itu sangat indah” “Ish, percayalah, aku yang merangkainya” Kata Hyuri sambil memukul lengan Kibum. “Yaaa, aku percaya” Kata Kibum sambil tersenyum.Sesampai di apartement, Hyuri segera meletakan Bunga itu di dalam vas yang sudah terisi air yang segar.Setelah itu, Hyuri segera mandi.Selesai mandi ia melihat Kibum yang sudah memandangi jam tangan Hyuri yang aneh itu. “Jam tanganmu aneh sekali? Bahkan aku tak bisa melihat angka disini” Protes Kibum.Hyuri segera merebut jam tangannya dari tangan Kibum. “Jangan banyak Tanya” Protes Hyuri yang lalu memakai jam tangan itu.Kibum menatap Hyuri dengan pandangan aneh. “Hei, kenapa kau tak pernah ganti baju?” Protes Kibum lagi. “Aku tak mempunyai baju ganti” “Entahlah aku harus mengatakan apa tentangmu.Intinya besoak aku harus mengajakmu ke mall untuk membeli baju baru!” “Tapi besok aku kerja” “Sudahlah, aku akan mengambil waktu istirahatmu.Kakek Jang pasti akan mengerti” Hyuri tak bisa menjawab lagi.

To be continued...

Flower To Angel Part I

PART I
Hyuri hanya memandangi sekeliling taman.Rasanya kini ia tak mempunyai teman.Bahkan orang – orang tak menghiraukannya sama sekali.Akhirnya Hyeri memutuskan untuk berjalan ke daerah tempat perbelanjaan.Disana ramai sekali.Hyeri sangat bingung.Entahlah, perasaan apa yang membuatnya sebingung ini.Rasanya ia baru pertama kali datang kemari.Namun sebenarnya ia sudah berkali – kali tanpa bosan ke tempat ini.Ia melintasi kedai es krim.Matanya terus tertuju ke kedai itu. “Aku ingin es krim” Keluh Hyeri.Ia merogoh kantong bajunya. “Aku tak punya uang” Keluh Hyuri lagi.Namun ia melihat seorang Kibum yang melintas di depannya dan membawa dua cup es krim.Hyuri mengikuti Kibum tampan itu.Kibum itu belum menyadari kalau Hyuri mengikutinya.Seketika ia berhenti dan menoleh.Tapi tak ada yang mengkuti.Itu karena Hyuri cepat bersembunyi.Kibum itu tak peduli.Ia kembali melangkah.Hyuri kembali mengikutinya.Kibum itu mempercepat langkahnya hampir berlari.Hyuri pun berlari kecil.Dan Kibum itu berhenti dengan tiba – tiba.Hyuri menabrak Kibum itu. “Aha! Pasti kau yang mengikutiku dari tadi!” Bentak Kibum itu.Hyuri terkejut. “Maafkan aku” Kata Hyuri sambil menunduk. “Kenapa kau mengikutiku?” Tanya Kibum itu lagi. “Hmmm, aku… Aku ingin es krim” “Apa? Kenapa kau tak membeli sendiri?” “Aku tak punya uang” Jawab Hyuri. “Wanita sepertimu mustahil tak punya uang” Jawab Kibum itu saat melihat penampilan Hyuri yang memakai rok balon selutut berwarna abu – abu muda yang di padukan dengan baju kemeja berwarna merah muda dan sepatu yang sangat manis berwarna putih dengan pita berwarna putih yang terikat di kepala Hyuri dan jam tangan aneh yang melingkar di tangan kirinya. “Tapi aku sungguh – sungguh tak mempunyai uang” Keluh Hyuri. “Baiklah, ambilah ini” Kata Kibum itu memberikan satu cup es krim yang dipeganggnya untuk Hyuri.Hyuri menerima dengan senang.Ia tersenyum. “Terimakasih” Kata Hyuri sambil tersenyum.Kibum itu tak mengatakan apa – apa.Ia lalu melanjutkan langkahnya.Hyuri melahap es krim itu dengan nikmat.
“Tidak! Jangan bercanda kau” Kata Kibum sambil tersenyum melihat teman – temannya yang selalu menggodanya. “Kibum, kau tau Angle?” Tanya Changmin. “Siapa dia?” “Wanita kelas sebelah yang baru pindah dari Amerika” Jawab Donghae. “Uuhhh!!! Kalian memang sudah gila! Tolong jangan menggodaku dengan wanita lain” Keluh Kibum.Donghae dan Changmin hanya terus tertawa. “Kenapa? Apa kau takun Jiwon marah?” Goda Donghae. “Cukup! Aku sudah tak ada hubungannya lagi dengannya” Jawab Kibum yang lalu pergi. “Kibum! Jangan bertindak seperti anak kecil!” Kata Donghae sambil tersenyum. “Kibum!” Panggil Changmin.Kibum menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Changmin. “Hati – hati bertemu dengan Jiwon” Goda Changmin lagi.Kibum hanya mendengus kesal dengan ulah kedua sahabatnya itu.Kibum berjalan menuju lokernya.Ia membuka lokernya.Namun ia kembali terbayang dengan wajah Hyuri. “Uuh! Aku tak mengenalnya.Kenapa ia selalu terbayang dalam pikiranku?” Pikir Kibum.Kibum menutup lokernya kembali.
“Hmm, beberapa hari ini aku hanya berjalan – jalan disekitar sini.Tak ada tempat yang menyenangkan.Bahkan aku tak punya teman” Keluh Hyuri yang lalu kembali duduk di bangku taman.Hyuri kembali terdiam.Namun ia teringat sesuatu. “Lelaki yang kemarin!” Serunya sambil menjetikan telunjuknya. “Mungkin saja ia mau berteman denganku” Kata Hyuri sambil tersenyum. “Tapi, apa mungkin aku bertemu dengannya lagi?” Pikir Hyuri.Seketika Hyuri kembali tersenyum.Ia langsung tersenyum.Hyuri kembali ke sekitar kedai es krim yang kemarin.Tak salah, lelaki itu memang ada disana.Ia mau masuk ke dalam kedai itu.Hyuri segera masuk ke dalam kedai itu.Hyuri menempati satu meja kosong.Saat Kibum ingin duduk disana, ia sangat terkejut melihat Hyuri yang tiba – tiba disana. “Kau?!” Hyuri hanya tersenyum. “Kenapa kau disini?” Tanya Kibum. “Apa kau harus bertanya seperti itu?” Tanya Hyuri.Kibum berbalik badan dan segera pergi.Namun Hyuri segera beranjak dan menarik Kibum untuk duduk di meja itu. “Kenapa kau menggangguku?!” Protes Kibum. “Aku tak mengganggumu.Aku hanya ingin kau duduk disini” “Sekarang aku sudah duduk disini.Lalu, apa yang akan kau lakukan? Membunuhku hidup – hidup di tempat ramai seperti ini?” “Uuhh, aku tak sekejam itu.Berpikir sehatlah” Protes Hyuri.Kibum hanya terdiam.Ia lalu melahap segelas es krim yang sudah di pesannya.Hyuri hanya menatap Kibum yang sedang makan es krim.Kibum perlahan melihat Hyuri. “Kenapa dari tadi kau memperhatikanku seperti itu?” Tanya Kibum. “Apa kau mau es krim?” Tanya Kibum lagi. “Uh, tidak – tidak! Aku tidak ingin es krim saat ini” “Lalu?” “Tidak jadi.Lebih baik kau habiskan dulu es krim mu” Kibum menatap Hyuri dengan aneh.Ia kembali melahap es krimnya. “Hei, apa boleh aku bertanya sesuatu padamu?” Tanya Hyuri. “Apa?” Tanya Kibum yang lalu melahap kembali es krimnya. “Apa kau mau jadi temanku?” Kibum tersedak.Hyuri kebingungan.Ia lalu memukul pelan punggung Kibum dan mengambilkan segelas air untuk Kibum. “Maafkan aku” Kata Hyuri bersalah.Kibum menghembuskan nafasnya. “Aku tak mengenalmu.Aku juga tak tau kau datang dari mana, asalmu dari mana, bersekolah dimana dan sebagainya.Kenapa tiba – tiba kau ingin menjadi temanku?” “Aku tak punya teman” “Jadi tujuanmu mengikutiku hanya ingin berteman?” Hyuri hanya mengangguk sambil tersenyum. “Ya sudah.Kita sekarang teman.Tapi dengan satu syarat, jangan mengikutiku terus” Kata Kibum sinis. “Kenapa? Aku kan berteman denganmu.Dan apa berteman hanya sebatas bertemu di kedai es krim?” Protes Hyuri. “Aku tak bilang begitu” “Tidak! Aku ingin menghampirimu kapan pun aku mau.Jika tidak…” “Apa? Apa kau akan membunuhku?” Hyuri kembali terdiam.Ia tak jadi melanjutkan perkataannya. “Sudahlah” Kata Kibum yang lalu beranjak.Hyuri mengikuti Kibum kembali.Di depan kedai, Kibum berhenti. “Kau tak pergi?” Tanya Kibum. “Kau ingin aku pergi?” “Tidak, tidak.Setidaknya kau jangan mengikutiku terus” “Aku temanmu” “Iya, aku tau.Lalu kau mau apa? Sekarang aku ingin pulang” “Boleh aku ikut?” “Apa? Kau gila!” “Aku tak punya tempat tinggal” “Kau sungguh gila.Apa ada wanita sepertimu tak punya tempat tinggal?” “Ada” “Siapa?” “Ya aku” Jawab Hyuri.Kibum mulai kesal. “Bagaimana? Boleh kan?” Tanya Hyuri penuh harap. “Aku tak mengenalmu!” Jawab Kibum.Hyuri segera mengulurkan tangannya. “Kenapa?” Tanya Kibum. “Kau kan tak mengenalku.Sekarang, ayo kita berkenalan.Supaya kau mengenalmu” Terpaksa Kibum menjabat tangan Hyuri yang dingin itu. “Namaku Lim Hyu Ri.Lebih singkatnya Hyuri” “Kim Kibum.Panggil Kibum saja” Hyuri tersenyum. “Kenapa tanganmu dingin sekali?” Tanya Kibum. “Hmm, mungkin karena grogi” “Grogi kenapa?” “Entahlah.Sudahlah, ayo pulang” Kata Hyuri mengajak Kibum. “Pulang?” “Kau sudah kenal aku kan? Jadi itu artinya aku boleh tinggal bersamamu” “Siapa bilang? Aku tak bilang begitu” “Uuh, ayolah” “Hyuri, aku tinggal di apartement! Jika kau tinggal bersamamu, apa kata orang – orang?” “Tenanglah.Aku tak akan berbuat macam – macam” “Tapi…” “Jika tak ada tempat untuk ku, aku tidur di sofa atau dimana pun tempat yang kosong di apartementmu” Kata Hyuri. “Uuhh, sudahlah! Jangan mengoceh terus” Keluh Kibum yang lalu mengajak Hyuri ke apartementnya.Hyuri tersenyum senang.
Malam menjelang.Kibum menyiapkan makan malamnya untuk dirinya dan juga Hyuri.Ia lalu menyediakan di meja makan. “Maaf, hari ini kita makan ramen saja” Kata Kibum. “Tidak apa – apa.Yang penting kita kenyang malam ini” Jawab Hyuri.Hyuri dan juga Kibum menyantap ramen itu dengan nikmat.Setelah makan, Hyuri melihat langit dari balkon apartement Kibum.Tampaknya ia sedang memikirkan sesuatu.Kibum menghampiri. “Kau sedang apa disini?” “Tidak.Aku hanya melihat bintang – bintang” Kibum hanya terdiam.Ia pun ikut melihat langit bersama Hyuri. “Kenapa kau tinggal di apartement?” Tanya Hyuri. “Pertanyaanmu sungguh aneh” “Kenapa?” “Baru ada orang yang menanyakan hal ini padaku” Hyuri hanya terdiam. “Aku sudah lama menempati apartemen ini.Sebenarnya, aku tinggal disini dan bersekolah disini adalah pelarianku” “Kau kabur?” Tanya Hyuri. “Benar.Aku tak bisa menerima kedua orang tuaku yang hidupnya terpisah.Mereka berpisah hanya karena sebuah perusahaan.Ayahku ada di Jepang sekarang.Dan Ibuku ada di Singapura.Hak asuh untuk diriku diputuskan berada di tangan Ayah.Tapi kau tau, sebenarnya aku tak begitu suka pada Ayahku.Ayahku selalu menekanku untuk melanjutkan perusahaannya yang sudah berkembang.Tapi aku tak bisa.Aku lebih suka dengan cita – citaku sendiri.Yaitu menjadi seorang actor” “Kau actor?” “Iya.Apa kau tak pernah melihatku di televise atau internet?” “Tidak” “Sudahlah” Hyuri kembali terdiam. “Kenapa kau tak menuruti perintah Ayahmu? Aku rasa berbisnis lebih baik.Masa depanmu akan lebih cerah.Jika actor, rasanya tak menjamin kehidupanmu akan baik selamanya” Kata Hyuri. “Kenapa?” “Jika kau sudah tua, tawaran untuk syuting akan lebih sedikit.Bahkan mungkin tak ada” “Aku akan berbisnis” “Berbisnis apa?” Kibum terdiam. “Sudahlah, aku tak mau membahas ini” Jawab Kibum yang lalu kembali masuk.Hyuri ikut masuk.Malam semakin larut. “Aku tidur di sofa?” Tanya Hyuri.Kibum terdiam.Ia tampak berpikir. “Aku kasihan denganmu.Malam ini kau tidur di kasur saja.Biar aku yang tidur di sofa” Kata Kibum. “Benarkah?” “Sudahlah.Ayo cepat” Kata Kibum.Hyuri segera terlelap.Kibum tak terbiasa tidur di sofa.Ia tak bisa tidur.Namun mengingat besok jadwalnya sangat padat, ia memaksakan untuk tidur.

to be continued...