PART IV
Hari masih siang.Kibum mengajak Hyuri ke padang ilalang.Padang itu cukup luas.Hyuri merasakan angin lembut yang meniup rambutnya. “Kenapa kau mengajak ku kemari?” Tanya Hyuri. “Sebenarnya ada yang ingin aku katakana padamu.Tapi…” “Tapi apa?” “Lupakan.Lebih baik kita bermain – main disini” Ajak Kibum.Kibum dan Hyuri bermain kejar – kejaran dan bermain petak umpat.Mereka berdua tampak riang dan akhirnya tergeletak berlawanan arah di padang itu sambil menatap langit. “Hari ini melelahkan, tapi sangat menyenangkan” Kata Kibum sambil tersenyum. “Benar! Aku ingin ini lebih lama” “Kita bisa setiap saat kemari” Hyuri menatap Kibum. “Tidak” Jawab Hyuri putus asa. “Kenapa?” Tanya Kibum yang lalu menatap Hyuri. “Entahlah.Sudahlah, lupakan” Kata Hyuri yang kembali menatap langit biru. “Ayo kita berhayal!” Ajak Hyuri. “Berhayal apa?” Tanya Kibum. “Apa pun!” “Baiklah!” Kata Kibum. “Hei lihat awan itu! Mirip seperti bebek!” Tunjuk Hyuri ke langit. “Tidak.Bagiku awan itu lebih mirip seperti anak ayam” “Hmmm, lihat awan yang itu! Mirip seperti benua Australia!” “Aku rasa tidak.Awan itu lebih mirip bunga” “Ya” Jawab Hyuri pasrah. “Hei lihat!!! Awan itu seperti ayam yang sedang bertelur!” Teriak Kibum sambil menunjuk langit. “Tidak! Bagiku itu lebih mirip pulau Bali!” Protes Hyuri. “Benar juga.Hmmm, aku ingin ke Bali” “Aku juga” Jawab Hyuri.Kibum terbangun. “Aku lelah.Ayo kita pulang” Ajak Kibum.Hyuri segera berdiri.Kibum dan Hyuri menelusuri padang ilalang itu. “Hyuri” Kata Kibum.Hyuri menatap Kibum. “Aku ingin sesuatu” Kata Kibum. “Apa?” “Hmmm, entahlah.Aku juga bingung.Sudahlah, lupakan” Kata Kibum.
Sesosok gadis yang tergeletak lemah di ranjang rumah sakit.Wajahnya masih tak begitu jelas karena tabung oksigen yang di tempelkan di mulutnya.Gadis itu sangat pucat.
Malam pun tiba.Hyuri menghidangkan makanan di meja makan.Kibum dan Hyuri pun menyantap makanan itu. “Hmmm, tumben sekali masakanmu enak” Puji Kibum. “Apa biasanya tidak enak?” “Bukan, bukan begitu.Tapi ini lebih enak dua kali lipat dari biasanya” Kata Kibum.Hyuri hanya tersenyum.Selesai makan malam mereka berdua menuju balkon. “Lihat bintang itu!” Tunjuk Kibum. “Begitu bersinar bukan?” Tanya Kibum. “Benar” Jawab Hyuri.Angin malam membuat tubuh Hyuri semakin dingin.Hyuri melihat jam tangan lagi.Jarumnya sudah berada di area oranye.Tapi Hyuri masih tak peduli. “Hyuri, apa maksudnya jam tangan aneh itu?” Tanya Kibum penasaran. “Nanti kau juga akan mengerti” Jawab Hyuri. “Apa maksudmu?” “Lupakan saja” Jawab Hyuri.Kibum semakin penasaran.Namun ia hanya terdiam. “Kibum, apa kau mempunyai batu safir biru?” Tanya Hyuri. “Tidak.Kenapa?” “Tidak, aku hanya bertanya”Jawab Hyuri.Kibum kembali terdiam.Malam ini Hyuri tidur lebih awal.Kibum pun juga tidur lebih awal.
Tengah malam, Dada Hyuri terasa sakit.Namun ia masih menahannya.Ia melihat jam yang melingkar di tangannya.Jarum jam sudah mendekati jarum merah.Hyuri segera melepas jam itu.Ia segera pergi dari apartement.Hyuri tiba di rumah sakit.Ia menatap dirinya yang telah berbaring.Ini saatnya ia berbaring, dan mungkin juga saatnya untuk menuju surge.Ia sudah tak menemukan orang yang tulus untuk hidupnya.Semua sangat tulus padanya, tapi Hyuri tak punya siapa – siapa lagi.Orang tuanya sudah lebih dulu di surga.Mungkinkah malam ini juga malaikat menjemputnya?
Jam 03.00 dini hari, Kibum terbangun dan baru menyadari bahwa Hyuri sudah tak ada di apartementnya.Ia masih mengantuk.Namun ia melihat jam tangan Hyuri yang tergeletak di sofa.Tak hanya itu, ada serangkaian bunga yang tergeletak.Kibum memandangi jam tangan Hyuri yang tergeletak.Jarumnya semakin mendekati garis merah.Kibum memang tak mengerti, namun akal sehatnya masih berjalan.Ia teringat kata – kata Hyuri malam itu. “Hyuri, apa maksudnya jam tangan aneh itu?” Tanya Kibum penasaran. “Nanti kau juga akan mengerti” Jawab Hyuri. “Apa maksudmu?” “Lupakan saja” Jawab Hyuri.Kibum semakin penasaran. Kibum segera meraih jam tangan itu dan segera menuju rumah sakit.Namun ia teringat lagi perkataan Hyuri.“Kibum, apa kau mempunyai batu safir biru?” Tanya Hyuri. “Tidak.Kenapa?” “Tidak, aku hanya bertanya”Jawab Hyuri. Sepertinya teka – teki ini akan terungkap.Kibum melajukan mobilnya dengan kencang.Namun angannya memngingatkan sesuatu. “Kakek, aku menemukan ini saat memotong rumput” Kata Kibum. “Itu batu safir.Batu itu sudah lama ada diantara rerumputan.Tapi aku biarkan.Terkadang batu itu bersinar, terkadang sinarnya kembali redup” Jelas Kakek Jang. “Ooh, apa Kakek tak mengambilnya.Jika batu ini di jual, uangnya lumayan untuk membuka usaha Kakek” Kata Kibum. “Tidak.Aku yakin, pasti suatu saat ada yang membutuhkannya” Kata Kakek Jang. Ia memutar arah mobilnya ke rumah Kakek Jang.Ia mengetuk pintu Kakek Jang dengan terburu – buru. “Ada apa?” Tanya Kakek Jang. “Selamat pagi, maaf Kakek, aku mengganggu tidurmu.Kakek, aku boleh meminjam batu safir itu? Aku sangat membutuhkannya.Sepertinya Hyuri dalam keadaan yang sangat salah.Aku ingin menyelamatkannya” Pinta Kibum.Kakek Jang segera mengambil batu safir itu dan memberikannya kepada Kibum.Kibum segera melajukan mobilnya menuju rumah sakit.Ia sudah cemas.Ia tak peduli dengan pakaian pajama yang melekat dan sandal berkepala boneka anjing yang masih dipakainya.Kibum melihat jam itu, semakin dekat dan dekat dengan garis merah.
Akhirnya Kibum sampai di rumah sakit.Ia melihat ruangan yang ditempati Hyuri.Dokter bersama rekan – rekannya mengelilingi Hyuri yang masih dalam keadaan tidak sadar.Suasana begitu menegangkan.Tampak beberapa sahabat dekat Hyuri yang panik dan berdoa.Waktu semakin berlalu.Kibum terpaksa masuk ke dalam ruangan.Karena ia menyadari, bahwa jarum jam sudah berada di garis merah meski tak sepenuhnya.Dokter sudah mencegah, namun Kibum berhasil masuk.Kibum segera meletakan batu safir biru itu di genggaman tangan kanan Hyuri.Lalu ia menempelkan batu yang di pegang Hyuri ke dada tepatnya ke hati Kibum.Kibum memejamkan mata dan berdoa.Batu itu belum bereaksi apa pun.Dalam pikiran Hyuri, Hyuri terbayang semua masa lalunya sebelum koma.
Orang tua Hyuri sudah tak ada karena kecelakaan.Hyuri tak bisa melanjutkan kuliahnya karena harus melanjutkan perusaahaan Ayahnya.Itu adalah amanah dari sang Ayah. “Lim Hyu Ri, jalankanlah perusahaan itu dengan baik.Jangan sampai kau sia – siakan.Dan ingat, carilah orang yang bisa menyayangimu dengan tulus.Jadilah anak yang baik” Itu adalah amanah Ayah Hyuri yang terakhir.Semua berlalu cepat.Lim Hyu Ri, Lim Hyu Ri dan Lim Hyu Ri.Namanya semakin terkenal di setiap telinga bagi para president direktur.Lim Hyu Ri adalah president direktur termuda yang menjalankan perusahaan Ayahnya dengan sangat baik.Waktu kembali berjalan.Hyuri terus di kejar wartawan.Entah wartawan apa yang mengejarnya hingga seperti ingin membunuh Hyuri.Hyuri melajukan mobilnya sangat kencang.Angannya melihat ada seorang gadis cantik berambut ikal membawa rangkaian bunga menyebrang jalan.Gadis itu hanya melihat Hyuri.Hyuri sudah membunyikan klakson mobilnya berkali – kali.Tapi gadis itu hanya terdiam sambil menatap mobil Hyuri dengan tatapan senang.Nasib tak bisa dihindari, Hyuri tak sempat menginjak rem dan terpaksa harus membanting setir hingga hampir masuk ke jurang.Dengan cepat Hyuri membuka Sit beltnya dan segera membuka pintu mobil.Hyuri loncat dari mobil.Ia terlempar cukup jauh.Mobilnya sudah masuk jurang.Hyuri tergeletak lemah di tengah jalan, ia masih bisa melihat bahwa gadis itu menebar senyuman padanya dan meletakkan rangkaian bunganya di depan pandangan Hyuri.Hyuri tak bisa berbuat apa – apa.Seketika ia tak teringat apa – apa lagi.Hingga di kemudian hari, ia melihat sesosok Kibum.Kibum yang sangat baik meski awalnya cuek.Ia selalu mengikuti Kibum, hingga akhirnya Kibum mau berteman dengan Hyuri.Sosok Kibum terus ada di pikiran Hyuri.Wajah Kibum sudah tak bisa hilang dari pikiran Hyuri.
Tiba – tiba batu safir itu bersinar.Para dokter dan rekannya melangkah mundur.Mereka tak tau ini bertanda apa.Detak jantung Hyuri kembali berjalan.Hyuri seakan ingin membuka matanya.
Orang tua Hyuri sudah tak ada karena kecelakaan.Hyuri tak bisa melanjutkan kuliahnya karena harus melanjutkan perusaahaan Ayahnya.Itu adalah amanah dari sang Ayah. “Lim Hyu Ri, jalankanlah perusahaan itu dengan baik.Jangan sampai kau sia – siakan.Dan ingat, carilah orang yang bisa menyayangimu dengan tulus.Jadilah anak yang baik” Itu adalah amanah Ayah Hyuri yang terakhir.Semua berlalu cepat.Lim Hyu Ri, Lim Hyu Ri dan Lim Hyu Ri.Namanya semakin terkenal di setiap telinga bagi para president direktur.Lim Hyu Ri adalah president direktur termuda yang menjalankan perusahaan Ayahnya dengan sangat baik.Waktu kembali berjalan.Hyuri terus di kejar wartawan.Entah wartawan apa yang mengejarnya hingga seperti ingin membunuh Hyuri.Hyuri melajukan mobilnya sangat kencang.Angannya melihat ada seorang gadis cantik berambut ikal membawa rangkaian bunga menyebrang jalan.Gadis itu hanya melihat Hyuri.Hyuri sudah membunyikan klakson mobilnya berkali – kali.Tapi gadis itu hanya terdiam sambil menatap mobil Hyuri dengan tatapan senang.Nasib tak bisa dihindari, Hyuri tak sempat menginjak rem dan terpaksa harus membanting setir hingga hampir masuk ke jurang.Dengan cepat Hyuri membuka Sit beltnya dan segera membuka pintu mobil.Hyuri loncat dari mobil.Ia terlempar cukup jauh.Mobilnya sudah masuk jurang.Hyuri tergeletak lemah di tengah jalan, ia masih bisa melihat bahwa gadis itu menebar senyuman padanya dan meletakkan rangkaian bunganya di depan pandangan Hyuri.Hyuri tak bisa berbuat apa – apa.Seketika ia tak teringat apa – apa lagi.Hingga di kemudian hari, ia melihat sesosok Kibum.Kibum yang sangat baik meski awalnya cuek.Ia selalu mengikuti Kibum, hingga akhirnya Kibum mau berteman dengan Hyuri.Sosok Kibum terus ada di pikiran Hyuri.Wajah Kibum sudah tak bisa hilang dari pikiran Hyuri.
Tiba – tiba batu safir itu bersinar.Para dokter dan rekannya melangkah mundur.Mereka tak tau ini bertanda apa.Detak jantung Hyuri kembali berjalan.Hyuri seakan ingin membuka matanya.
Dua tahun kemudian…
Kibum kembali bersama orang tuanya.Bahkan kedua orang tuanya kembali bersatu.Kibum hidup bahagia.Kibum semakin mengerti.Ia meninggalkan dunia aktingnya.Ia melanjutkan perusahaan Ayahnya.Kibum sudah menjadi direktur perusahaan Ayahnya.Biar pun untuk menjadi president direktur ia harus lebih bersabar menunggu waktu.Waktu semakin terus berjalan.Kenangan masa lalu terlupakan.Kini Kibum adalah Kim Kibum.Donghae menjadi penyanyi terkenal.Sedangkan Changmin menjadi sutradara hebat.
Kibum kembali bersama orang tuanya.Bahkan kedua orang tuanya kembali bersatu.Kibum hidup bahagia.Kibum semakin mengerti.Ia meninggalkan dunia aktingnya.Ia melanjutkan perusahaan Ayahnya.Kibum sudah menjadi direktur perusahaan Ayahnya.Biar pun untuk menjadi president direktur ia harus lebih bersabar menunggu waktu.Waktu semakin terus berjalan.Kenangan masa lalu terlupakan.Kini Kibum adalah Kim Kibum.Donghae menjadi penyanyi terkenal.Sedangkan Changmin menjadi sutradara hebat.
Hyuri adalah Hyuri.Ia sudah kembali nyata.Ia mengunjungi Kakek Jang.Ia bercerita banyak pada Kakek Jang. “Kau sungguh beruntung.Itu tandanya dia adalah orang yang memang tulus mencintaimu.Mungkin dia memang di utus untuk menjadi pendampingmu kelak.Dan mungkin dia yang di maksud Ayahmu” Kata Kakek Jang.Hyuri hanya tersenyum mendengar perkataan Kakek Jang.Sebuah mobil mewah parkir di depan rumah Kakek Jang.Sesosok lelaki tampan dengan menggunakan jas keluar dari mobilnya.Tak salah lagi.Hyuri dan Kakek Jang sangat mengenali wajah itu.Itu Kibum.Kim Kibum.Hyuri menatap Kibum.Kibum tersenyum.Hyuri segera memeluk Kibum. “Terimakasih untuk semuanya” Kata Hyuri sambil tersenyum dan meneteskan air mata.Kibum tersenyum dan memulai memeluk Hyuri. “Aku juga berterimakasih banyak padamu” Kata Kibum.Hyuri tak bisa menahan harunya. “Hyuri, aku minta, kau jangan menghilang lagi.Aku ingin kau selalu di sampingku.Aku sekarang sudah tak keberatan jika kau mengikutiku atau muncul tiba – tiba.Dan aku berjanji, tak akan membentakmu lagi” Kata Kibum. “Kau menyindirku ya?” Protes Hyuri sambil mendorong sedikit tubuh Kibum. “Tidak, aku bersungguh – sungguh” Jawab Kibum.Kakek Jang tertawa. “Sudahlah, ayo bersatu.Lebih bagus jika kalian akur” Kata Kakek Jang.Hyuri dan Kibum tersenyum.Kibum segera merangkul Hyuri. “Ini untukmu nona cantik” Kata Kakek Jang memberikan serangkai bunga untuk Hyuri.Hyuri menerima dengan senyuman.Bunga itu masih segar. “Baiklah, aku sudah membuat roti panggang.Siapa mau?!” Tanya Kakek Jang. “Aku mau!!!!” Jawab Kibum dan Hyuri serempak.Mereka bagaikan anak kecil yang berebut makanan yang disediakan oleh Kakek tercinta.
The End