PART II
Bau makanan yang terhidang sudah masuk ke dalam hidung Kibum.Kibum terbangun.Ia menuju meja makannya yang sudah penuh makanan. “Siapa yang memasak ini semua?” Pikir Kibum yang langsung membuka matanya lebar – lebar. “Aku.Ayo cepat sarapan.Lalu mandi dan bersiap untuk berangkat ke lokasi syuting” Kata Hyuri. “Apa? Dari mana kau tau jadwalku hari ini?” “Maaf, aku tak sengaja membuka buku agendamu tadi pagi” “Kau lancang sekali!” “Aku kan sudah minta maaf.Sudahlah! Jangan banyak protes.Ayo cepat sarapan!” Kata Hyuri.Selesai sarapan, Kibum segera mandi dan bersiap untuk berangkat. “Jika aku tinggal, kau akan tetap di apartement ku kan?” Tanya Kibum. “Iya.Aku akan menjaga apartementmu.Tenang saja” “Baiklah.Aku akan menguncimu dari luar.Supaya kau tak kemana – mana.Dan orang lain tak akan tau keberadaanmu disini” Kata Kibum. “Baiklah” Jawab Hyuri.Kibum segera berangkat. “Kibum” Panggil Hyuri. “Kau pulang jam berapa?” “Entahlah.Mungkin malam.Jika kau mau tidur, tidur saja duluan” Jawab Kibum.Hyuri hanya mengangguk. “Baiklah, aku berangkat” Kata Kibum.Hyuri melangkah.Ia segera membereskan apartement Kibum yang berantakan itu.Sambil bernyanyi, ia sangat semangat membersihkan setiap sudut.Ia melihat sebuah bingkai foto di bawah bantal Kibum.Tampak sesosok Ayah yang sangat gagah dan berwibawa merangkul istri yang berwajah sangat ke ibuan dan sangat cantik.Dan di depan mereka terdapat seorang anak laki – laki yang sangat tampan.Tak salah lagi, mereka adalah orang tua Kibum dan Kibum.Hyuri terus memandangi foto itu sambil duduk di kasur. “Andai aku bisa berada diantara mereka.Pasti rasanya sangat hangat.Dan aku ingin membantu Kibum jika ia kesulitan.Tapi rasanya sudah tak mungkin lagi” Cetus Hyuri.Hyuri segera meletak kan bingkai itu di atas meja.
Siang ini Hyuri terasa kesepian. “Aku kira Kibum bukan seorang actor.Tunggu, apa Kibum itu idolaku?” Pikir Hyuri mencoba berpikir. “Uuh, sepertinya aku pernah melihatnya?” Pikirnya lagi. “Tidak.Aku tak pernah melihatnya.Tapi…… Uuuhh!!! Kenapa sepertinya aku lupa semuanya?!” Keluh Hyuri.Ia tak berkutik lagi.Ia melihat rak buku Kibum yang sangat tertata rapi.Matanya tertuju pada sebuah album foto.Ia segera mengambilnya dan membuka album foto itu.Isinya terdapat orang tua Kibum yang dari saat nikah dan foto – foto Kibum waktu kecil hingga umur 15 tahun.Wajah Kibum terlihat sangat manis ketika masih kecil.Ia juga melihat wajah – wajah yang sangat berbahagia.Setelah puas melihat foto – foto itu, ada sebuah agenda seperti buku diary Kibum.Hyuri segera membacanya.”Tidak! Aku tidak boleh membaca ini! Aku yakin, isinya sangat rahasia.Karena ini pribadi!” Kata Hyuri tegas.Hyuri meletak kan buku itu lagi.Namun ia melihat jam yang menempel di dinding.Masih pukul 14.30 siang. “Kibum tak tau hal ini.Lagi pula ia pulang malam” Kata Hyuri.Ia segera membuka.Namun ia cepat menutup kembali buku itu. “Tidak Hyuri! Kau tak boleh membacanya!” Kata Hyuri lagi.Tapi ia semakin penasaran.Dan ia menahan rasa penasarannya.Ia meletak kan kembali buku itu.Namun buku itu terjatuh dan terbuka. “Oops, aku rasa ini bukan kesalahanku jika buku itu terbuka” Cetus Hyuri.Hyuri tertarik dengan tulisan Kibum.Ia membacanya tanpa komentar apa pun.halaman demi halaman sudah dibacanya.Namun yang lebih tertarik adalah hanya beberapa halaman.
13 Maret 2007,
Aku tak menyangka semua ini.Kenapa orang tuaku harus pisah hanya karena bisnis.Tapi aku kira itu sudah biasa.Sampai sekarang Ayah mendidik ku dengan sangat baik.Aku rasa tinggal dan hidup hanya dengan seorang Ayah juga sangat menyenangkan.Baiklah, aku akan menikmati hidupku lebih lanjut.Lagi pula Ayah sanga menyayangiku.Dan rasanya, aku harus memulai hidupku dari awal lagi.Berbuat lebih baik untuk Ayah.Semangat Kibum!!! =)
Aku tak menyangka semua ini.Kenapa orang tuaku harus pisah hanya karena bisnis.Tapi aku kira itu sudah biasa.Sampai sekarang Ayah mendidik ku dengan sangat baik.Aku rasa tinggal dan hidup hanya dengan seorang Ayah juga sangat menyenangkan.Baiklah, aku akan menikmati hidupku lebih lanjut.Lagi pula Ayah sanga menyayangiku.Dan rasanya, aku harus memulai hidupku dari awal lagi.Berbuat lebih baik untuk Ayah.Semangat Kibum!!! =)
20 November 2008,
Hari ini ulang tahunku.Selamat ulang tahun Kim Kibum! Hari ini tepat umurku 20 tahun.Sekali lagi, selamat ulang tahun Kibum.Tapi di umurku yang sudah berkepala dua sangat menyedihkan.Aku memang harus sendiri.Ayah mungkin tak ingat jika hari ini hari ulang tahunku.Padahal aku sangat ingin mobil sport putih yang kuinginkan dari dulu.Tapi sudahlah, lagi pula Ayah memang sudah lupa padaku.Hmmm, aku kangen dengan Ibu.Harusnya Ibu mengucapkan selamat ulang tahun padaku, tapi kenapa ia tak ada kabar hingga sekarang? Padah Ibu berjanji akan menemuiku secara diam – diam saat hari ulang tahunku.Tapi kenapa Ibu belum menemuiku sampai sekarang?
Hari ini ulang tahunku.Selamat ulang tahun Kim Kibum! Hari ini tepat umurku 20 tahun.Sekali lagi, selamat ulang tahun Kibum.Tapi di umurku yang sudah berkepala dua sangat menyedihkan.Aku memang harus sendiri.Ayah mungkin tak ingat jika hari ini hari ulang tahunku.Padahal aku sangat ingin mobil sport putih yang kuinginkan dari dulu.Tapi sudahlah, lagi pula Ayah memang sudah lupa padaku.Hmmm, aku kangen dengan Ibu.Harusnya Ibu mengucapkan selamat ulang tahun padaku, tapi kenapa ia tak ada kabar hingga sekarang? Padah Ibu berjanji akan menemuiku secara diam – diam saat hari ulang tahunku.Tapi kenapa Ibu belum menemuiku sampai sekarang?
10 Juli 2009,
Mungkin hari ini aku memang harus hidup sendiri.Tidak.Aku tidak kabur.Aku hanya ingin menjauh dari pahitnya kehidupanku yang sebenarnya.Aku harus bisa mandiri.Aku tak ingin menusahkan Ayah dan Ibu.Aku harus bisa mandiri.Intinya, tujuanku di Seoul adalah untuk mandiri dan menuntut ilmu.
1 Januari 2010
Tahun baru.Selamat tahun baru semua.Sudah ku duga, tahun ini aku mendapat banyak tawaran acting dan mengisi beberapa acara talk show.Hmm, rasanya kini aku sudah cukup terkenal.Baiklah, aku rasa ini memang awal karier ku.Semanagat!!!
Tak ada tulisan lagi di buku itu.Terakhir yang Kibum tulis dua tahun yang lalu.Lebih tepatnya di saat tahun baru.Tak terasa, jarum jam sudah menunjuk tepat pukul 17.00.Malam pun semakin larut.Entahlah, kali ini Hyuri semakin bertambah jenuh.Ia hanya berkeliling di sekitar balkon sambil menatap bintang – bintang. “Rasanya aku harus bisa melakukan sesuatu.Supaya aku tak merasa bosan.Hyuri menatap jam tangannya yang sangat aneh itu.Jarum jam bukan menunjuk ke angka.Tapi menunjuk garis tipis yang banyak dan pendek.Jarum panjang masih berada di tengah area kuning.Namun Hyuri tak peduli.Hyuri kembali masuk ke dalam.Ia membaca majalah lama yang tergeletak di meja.Ia melihat sebuah pekerjaan, yaitu merangkai bunga.Sepertinya menarik.Hyuri tersenyum. “Tapi majalah ini sudah dua tahun yang lalu.Apa pekerjaan ini bisa menerimaku?” Pikir Hyuri.Namun Hyuri tak peduli.Besok pagi ia mencoba kesana.Hyuri menyiapkan makan malam untuk Kibum.Kibum tak juga datang.Hyuri menunggu di meja makan sambil menatap semua makanan itu. “Apa enaknya menjadi artis? Pati sangat lelah.Pulang malam dan menahan rasa ngantuk dan juga lapar” Keluh Hyuri.Matanya terasa berat.Ia duduk di sofa dan membaringkan tubuhnya.Matanya terasa berat.Hyuri pun tertidur.Pukul setengah satu malam Kibum baru datang.Ia melihat Hyuri yang sudah lebih dulu terhanyut dalam mimpi.Kibum meletakkan tasnya di kasur.Kibum segera mandi dan makan malam.Setelah itu ia segera tidur.Wajah Hyuri tepat seperti menatap Kibum.Mata Kibum terbuka kembali.Ia menatap wajah Hyuri.Kibum pun terbangun, ia menyelimuti Hyuri dengan selimutnya.Lalu Kibum kembali ke ranjangnya dan tidur.
Kicauan burung mungkin tak terdengar hingga lantai atas.Tapi sinar matahari yang hangat sudah tersenyum ramah menyambut pagi yang cerah. “Hei!!! Ayo bangun pemalas!!!” Teriak Hyuri menggunakan microphone di telinga Kibum.Kibum terkejut.Ia segera terbangun. “Kau?!” “Ayo cepat bangun!” Teriak Hyuri lagi. “Jangan teriak menggunakan benda itu!!!” Protes Kibum. “Kenapa? Benda ini sangat ampuh untuk membangunkanmu yang sangat malas!” Kata Hyuri yang berbicara tanpa menggunakan microphone lagi.Kibum hanya mendesis.Ia kembali tidur dan menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya. “Hei!!! Bangun!!!” Teriak Hyuri lagi.Kibum hanya meraih bantalnya dan menutup telinganya.
Pagi ini Kibum mengantarkan Hyuri ke tempat merangkai bunga.Mereka memasuki taman yang sangat indah dan hawanya sangat sejuk.Mereka menuju rumah kecil yang sangat unik dan rapi.Kibum segera mengetuk pintu.Tampak sesosok Kakek tua yang sekitar berumur 56 tahun keluar menyambut dengan senyum ramah. “Halo” Sapa Kibum. “Halo” Sapa Hyuri penuh senyum.Hyuri menjelaskan tujuannya kemari.Kakek itu menerima Hyuri dengan senang. “Sudahlah, nanti sore aku akan menjemputmu.Kau jangan pergi kemana – kemana.Tetaplah disini” Pesan Kibum. “Baiklah! Aku akan baik – baik disini” Jawab Hyuri sambil tersenyum. “Sudahlah, aku pergi dulu” Kata Kibum yang lalu menuju mobilnya.Hyuri tersenyum dan melambaikan tangan.Kini tinggal Hyuri dan Kakek Jang.Hari ini Hyuri belajar merangkai bunga.Ternyata Hyuri sangat terampil merangkai.Kakek Jang sangat senang melihat Hyuri.Selesai merangkai, Kakek Jang memberi segelas jus jeruk segar dan roti panggang untuknya dan untuk Hyuri.Mereka menyantap bersama dengan penuh kesejukan. “Kenapa kau sangat tertarik untuk datang kemari?” Tanya Kakek Jang membuka pertanyaan. “Aku suka merangkai bunga.Dan mulai sekarang, jika aku kerja disini akan kujadikan seperti hobiku.Aku sangat senang disini.Suasananya sangat indah” Jawab Hyuri.Kakek Jang hanya tersenyum.Selesai makan siang, Kakek Jang segera memotong rumput yang sudah panjang di sekitar tamannya yang luas. “Mari aku bantu” Kata Hyuri menawarkan diri. “Tidak usah, tujuanmu disini kan hanya merangkai bunga” “Uuhh, tidak.Meski hanya merangkai, tak ada salahnya jika aku membantumu kan?” “Baiklah” Kata Kakek Jang memberikan gunting rumputnya kepada Hyuri.Hyuri sangat bersemangat memotong rumput – rumput itu.Meski hasilnya tak serapi Kakek Jang, ia tetap puas karena telah membantu Kakek Jang. “Maafkan aku, Kek.Hasil pemotonganku tak serapi pemotongan Kakek” Kata Hyuri sambil tersenyum. “Tidak apa – apa.Aku sudah cukup senang dengan pekerjaanmu yang sangat rajin ini” Kata Kakek Jang sambil tersenyum.Kakek Jang dan Hyuri duduk di bawah pohon rindang yang hawanya sangat sejuk. “Namamu siapa Nona cantik?” “Jangan memanggilku seperti itu.Namaku Hyuri” Jawab Hyuri sambil tersenyum. “Hahaha, kau memang sangat cantik.Bahkan secantik hatimu” Puji Kakek Jang.Mendengar pujian Kakek Jang, Hyuri langsung terdiam. “Jika aku melihatmu, aku mengingat cucuku” Kali ini pandangan Hyuri tertuju kepada Kakek Jang. “Cucumu kemana?” “Ia sudah meninggal 5 tahun yang lalu” “Meninggal?” “Iya.Saat itu…” Kakek Jang pun mulai menceritakan tentang cucunya.
“Kakek! Mari aku bantu merangkai bunga!” Kata Ji Min, cucu Kakek Jang. “Baiklah, cucuku.Hati – hati yang merangkainya” Kata Kakek Jang. “Baik, Kek” Ji Min pun merangkai bunga itu dengan sangat hati – hati.Selesai merangkai bunga ia segera menghampiri Kakek Jang. “Aku sudah berhasil merangkainya, Kek! Bagaimana? Indah bukan?” “Iya.Itu rangkaian yang sangat indah” “Kek, jika besar nanti, aku ingin punya toko bunga yang sangat besar dan terkenal di seluruh dunia!” “Bagaimana cita – citamu untuk menjadi seorang pianis?” Ji Min hanya menghela nafas panjang.Ia mendekati Kakeknya. “Kakek, rasanya sudah tidak mungkin aku menjadi seorang pianis.Jika tak ada Ibu dan Ayah, aku tak bisa menekan tuts – tuts piano itu.Rasanya berat sekali.Tapi aku rasa lebih menyenangkan jika merangkai bunga – bunga yang indah ini bersama Kakek” Kata Ji Min menghibur diri.Kakek Jang tersenyum. “Kau memang cucuku yang paling hebat! Kau memang gadis cantik yang sangat tegar.Sama seperti Ibumu” Puji Kakek Jang.Ji Min memeluk Kakeknya dengan kasih sayang.Waktu pun kembali berlalu.Hari – hari terlampaui.Ji Min yang saat itu yang masih 14 tahun mendengar suara es krim.Ia berlari ingin membeli es krim sambil memegang rangkaian bunga.Kakek Jang sudah mencegah untuk jangan mengejar tukang es krim itu, tapi Ji Min tak mendengarkan.Ia terlalu tergiur dengan es krim.Ia berhasil mengejar dan hampir sampai di dekat tukang es krim.Nasib sudah tak dapat di tolak.Sebuah mobil yang melaju sangat kencang dari arah yang sama menabrak Ji Min yang cantik itu.Tubuhnya terlempar beberapa meter dari lokasi.Bunga yang di pegangnya terlempar ke atas dan terpisah satu dari yang lainnya.Kakek Jang menyaksikan kejadian itu.Ia melihat Ji Min yang sudah tergeletak lemah tak bernyawa di jalan.Sebuah mobil ambulan pun siap membawanya ke rumah sakit.Kakek Jang tak bisa berkata apa – apa.Bahkan air matanya sedikit pun tak bisa tertumpahkan saat itu.
Hyuri hanya menunduk dan merangkul Kakek Jang yang kelihatannya sangat – sangat terpukul dengan kejadian itu. “Sabarlah Kakek.Jika ada waktu untuk ku, aku berjanji akan terus menjaga dan mengunjungimu kesini.Tapi untuk mengisi hariku beberapa hari ini, aku berjanji akan datang kemari” Kata Hyuri menghibur Kakek Jang. “Terimakasih cucuku” Hyuri hanya tersenyum.
“Kakek! Mari aku bantu merangkai bunga!” Kata Ji Min, cucu Kakek Jang. “Baiklah, cucuku.Hati – hati yang merangkainya” Kata Kakek Jang. “Baik, Kek” Ji Min pun merangkai bunga itu dengan sangat hati – hati.Selesai merangkai bunga ia segera menghampiri Kakek Jang. “Aku sudah berhasil merangkainya, Kek! Bagaimana? Indah bukan?” “Iya.Itu rangkaian yang sangat indah” “Kek, jika besar nanti, aku ingin punya toko bunga yang sangat besar dan terkenal di seluruh dunia!” “Bagaimana cita – citamu untuk menjadi seorang pianis?” Ji Min hanya menghela nafas panjang.Ia mendekati Kakeknya. “Kakek, rasanya sudah tidak mungkin aku menjadi seorang pianis.Jika tak ada Ibu dan Ayah, aku tak bisa menekan tuts – tuts piano itu.Rasanya berat sekali.Tapi aku rasa lebih menyenangkan jika merangkai bunga – bunga yang indah ini bersama Kakek” Kata Ji Min menghibur diri.Kakek Jang tersenyum. “Kau memang cucuku yang paling hebat! Kau memang gadis cantik yang sangat tegar.Sama seperti Ibumu” Puji Kakek Jang.Ji Min memeluk Kakeknya dengan kasih sayang.Waktu pun kembali berlalu.Hari – hari terlampaui.Ji Min yang saat itu yang masih 14 tahun mendengar suara es krim.Ia berlari ingin membeli es krim sambil memegang rangkaian bunga.Kakek Jang sudah mencegah untuk jangan mengejar tukang es krim itu, tapi Ji Min tak mendengarkan.Ia terlalu tergiur dengan es krim.Ia berhasil mengejar dan hampir sampai di dekat tukang es krim.Nasib sudah tak dapat di tolak.Sebuah mobil yang melaju sangat kencang dari arah yang sama menabrak Ji Min yang cantik itu.Tubuhnya terlempar beberapa meter dari lokasi.Bunga yang di pegangnya terlempar ke atas dan terpisah satu dari yang lainnya.Kakek Jang menyaksikan kejadian itu.Ia melihat Ji Min yang sudah tergeletak lemah tak bernyawa di jalan.Sebuah mobil ambulan pun siap membawanya ke rumah sakit.Kakek Jang tak bisa berkata apa – apa.Bahkan air matanya sedikit pun tak bisa tertumpahkan saat itu.
Hyuri hanya menunduk dan merangkul Kakek Jang yang kelihatannya sangat – sangat terpukul dengan kejadian itu. “Sabarlah Kakek.Jika ada waktu untuk ku, aku berjanji akan terus menjaga dan mengunjungimu kesini.Tapi untuk mengisi hariku beberapa hari ini, aku berjanji akan datang kemari” Kata Hyuri menghibur Kakek Jang. “Terimakasih cucuku” Hyuri hanya tersenyum.
Hari semakin sore.Kibum sudah menjemput Hyuri. “Terimakasih, karena kau sudah mengizinkanku bekerja disini” Kata Hyuri. “Tidak apa – apa.Terimalah pemberianku ini” Kata Kakek Jang memberikan amplop yang berisi uang. “Uuh, tidak, tidak usah, Kek.Aku sudah sangat senang bekerja membantumu disini.Aku senang jika melihatmu bahagia.Lebih baik, kau simpan itu untuk masa depanmu” Kata Hyuri. “Benarkah kau tak mau menerima ini? Tapi seharian tadi kau sangat lelah membantuku” Kata Kakek Jang. “Iya, hmmm, Kek, bolehkah aku meminta satu rangkaian bunga yang tadi aku rangkai?” Tanya Hyuri. “Boleh, tunggu sebentar” Kata Kakek Jang yang mengambil rangkaian bunga itu ke dalam.Dari tadi Hyuri hanya tersenyum.Tak lama kemudian, Kakek Jang sudah keluar dan membawa satu rangkaian bunga. “Ini untuk mu” “Terimakasih, Kek!” “Baiklah, aku dan Hyuri harus pulang sekarang” Kata Kibum. “Iya, berhati – hatilah mengemudi, Nak.Jangan menyetir terlalu kencang” Pesan Kakek Jang. “Baik, Kek” “Sampai jumpa, Kek!” Kata Hyuri melambaikan tangannya.
Selama di mobil, Hyuri memandangi rangkaian bunga itu. “Kenapa dari tadi kau menatap bunga itu?” Tanya Kibum penasaran. “Bunga ini indah bukan? Ini aku yang merangkainya” “Yaaaaaa, meski aku tak percaya itu kau yang merangkai.Tapi memang bunga itu sangat indah” “Ish, percayalah, aku yang merangkainya” Kata Hyuri sambil memukul lengan Kibum. “Yaaa, aku percaya” Kata Kibum sambil tersenyum.Sesampai di apartement, Hyuri segera meletakan Bunga itu di dalam vas yang sudah terisi air yang segar.Setelah itu, Hyuri segera mandi.Selesai mandi ia melihat Kibum yang sudah memandangi jam tangan Hyuri yang aneh itu. “Jam tanganmu aneh sekali? Bahkan aku tak bisa melihat angka disini” Protes Kibum.Hyuri segera merebut jam tangannya dari tangan Kibum. “Jangan banyak Tanya” Protes Hyuri yang lalu memakai jam tangan itu.Kibum menatap Hyuri dengan pandangan aneh. “Hei, kenapa kau tak pernah ganti baju?” Protes Kibum lagi. “Aku tak mempunyai baju ganti” “Entahlah aku harus mengatakan apa tentangmu.Intinya besoak aku harus mengajakmu ke mall untuk membeli baju baru!” “Tapi besok aku kerja” “Sudahlah, aku akan mengambil waktu istirahatmu.Kakek Jang pasti akan mengerti” Hyuri tak bisa menjawab lagi.
To be continued...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar