Dhea melirik sinis ke arah Karin. “Kenapa tuh Dhea?” Tanya Felly, sahabat Karin. “Gue juga gak tau.Dari sebulan yang lalu juga udah kayak gitu” Jawab Karin.Hari – hari terus berlalu.Dhea semakin sebal kepada Karin.Tapi Karin tetap cuek dan tak peduli lagi.
Karin membaca salah satu buku di perpustakaan sekolah.Selesai membaca ia mencari buku lain.Di sela tumpukan itu ada celah.Ia melihat Aldo yang tersenyum padanya.Karin kembali tersenyum dan langsung duduk. “Aldo?” Pikir Karin.Karin kembali tersenyum.Entah kenapa hatinya berdegup saat ini.Biasanya jika Aldo senyum pada Karin, Karin cuek dan jutek.Karin segera keluar dari perpustakaan. “Kenapa senyum – senyum?” Tanya Stela, sahabat Karin.Karin tetap tersenyum. “Habis ketemu pacarnya” Jawab Felly asal. “Ish. Mana gue punya pacar?” “Terus?” Tanya Stella.Karin pun duduk. “Lo tau? Gue….” Belum selesai Karin bicara, tiba – tiba Dhea dan Sera lewat.Ia terus menyindir Karin.Karin terdiam.Stella dan Felly hanya bertatapan.Karin segera mengambil headsetnya dan menutup telinganya dengan headset.So, Karin nggak bisa denger sindiran Dhea lagi.Dhea dan Sera berlalu.Karin terdiam sambil mendengarkan lagu.Stella mengambil headset yang ada di telinga Karin. “Lo nggak denger dia nyindir lo?” Tanya Stella. “Nggak” Jawab Karin. “Bagus deh.Kalo lo denger, bakalan panas lo” Kata Felly. “Emang dia nyindir apaan?” Tanya Karin. “Lo tau film nothing everlasting friend? Dia sengaja cerita keras – keras sama si Sera” Kata Felly. “Ish. Ooh, bener dugaan gue.Dia kira gue ngambil mantannya.Ish, nggak level banget gue sama yang udah bekas dia.Lo tau? Gue nggak kenal dan nggak akan mau kenal sama mantannya dia tau nggak!” Jawab Karin. “Iya. Gue tau.Lo udah cerita itu berkali – kali” Jawab Stella. “Lagian sih.Sumpah, gue sebel banget sama tuh anak! Gue salah apa ke dia? Yang bilang gue manfaatin dial ah, bilang gue sok lah, bilang gue ini lah, itu lah.Emang dia nggak ngerasa kalo dirinya sendiri kayak gitu? Iih, ada juga yang masih mau temenan sama dia” Kata Karin kesal.Stella hanya tersenyum. “Biarin aja.Ntar juga dia capek sendiri” Kata Felly. “Iya sih.Jujur, mukanya itu yang buat gue nggak tahan, kata anak – anak sih, mukanya kusut banget.Nggak di kelas, nggak di sekolah nggak dimana – mana tetep kusut” Kata Karin.Stella dan Karin hanya tertawa. “Udahlah, nggak usah ngomongin dia lagi.Udah enek gue.Gue nggak ada salah dan nggak punya urusan ke dia.So, gue nggak perlu repot.Mendingan ngomongin yang lain deh” Kata Karin. “Iya bener” Jawab Felly.
Karin membawa kamera SLR-nya untuk memotret objek.Ia memotret semua yang baginya menarik untuk di foto.Tak sengaja, ia memotret seseorang, entah itu siapa.Sampai dirumah, ia mengcopy foto – foto tadi ke dalam laptop.Ia baru sadar, bahwa ia memotret seorang yang wajahnya taka sing lagi.Karin menge-zoom foto itu.Wajahnya lumayan jelas.Dia ALDO!
Aldo, memang bukan cowok terkenal di sekolah seperti Efron, Zac, Kevin, Adi, Pratama, Ariel, Adit, Avrisco, Daniel dan sebagainya.Ia hanya cowok biasa yang lumayan pemalu, polos dan pendiam.Yaps, kalo ada cowok seperti itu pasti para cewek males banget ngedeketin.Para cewek – cewek di sekolah bilang, lebih baik ngedeketin Efron, Zac atau Daniel.Udah cakep, tajir, pintar, baik pula.Udah gitu mereka bertiga punya senyum pembunuh.Dimana disaat salah satu dari mereka tersenyum, semua cewek seperti langsung mati tak berdaya.Tapi bagi gue, mereka bertiga nothing special.Banyak cowok yang kayak gitu.So, percuma juga ngedeketin mereka kalo mereka udah punya cewek, iya nggak?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar